Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri mengamankan debu-debu berbentuk pasir dan memastikan sumber ledakan bukan dari bahan peledak, melainkan kemungkinan dari benda antariksa yang jatuh, kemungkinan adalah meteorit.
Saat ini tim dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) diturunkan ke lokasi
Spoiler for ledakan dari meteorit:
Ledakan Duren Sawit dari Tumbukan Asteroid
Sebelum mencapai permukaan bumi, asteroid akan menimbulkan efek kembang api.
Foto asteroid P/2010 A2 yang diambil dari Teleskop Hubble (NASA, ESA, and D. Jewitt (University of California, Los Angeles). Photo No. STScI-2010-07)
VIVAnews – Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Abdurrahman menyatakan ledakan hebat yang merusak salah satu rumah penduduk di Duren Sawit, Jakarta Timur, merupakan efek tumbukan benda luar angkasa asteroid.
“Dari pemeriksaan sementara, benda ini merupakan benda alami, yaitu meteorid atau asteroid. Jadi bukan benda buatan manusia seperti roket atau satelit,” kata Abdurrahman, Jumat 30 April 2010 di Jakarta.
Kendati demikian, Abdurrahman yang meneliti aktivitas matahari ini mengatakan sejauh ini belum menemukan adanya bongkahan batu atau pecahan asteroid yang berhasil menumbuk permukaan bumi itu.
“Mungkin saja benda itu sudah dibawa oleh tim Puslabfor Polri,” katanya.
Sebelum mencapai permukaan bumi, kata Abdurrahman, asteroid akan menimbulkan efek seperti seperti berkas cahaya kembang api.
Ketika asteroid berhasil mencapai bumi, kata dia, efek tumbukannya akan menimbulkan kehancuran dan melelehkan barang di sekitarnya. (hs)
Sebelum mencapai permukaan bumi, asteroid akan menimbulkan efek kembang api.
Foto asteroid P/2010 A2 yang diambil dari Teleskop Hubble (NASA, ESA, and D. Jewitt (University of California, Los Angeles). Photo No. STScI-2010-07)
VIVAnews – Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Abdurrahman menyatakan ledakan hebat yang merusak salah satu rumah penduduk di Duren Sawit, Jakarta Timur, merupakan efek tumbukan benda luar angkasa asteroid.
“Dari pemeriksaan sementara, benda ini merupakan benda alami, yaitu meteorid atau asteroid. Jadi bukan benda buatan manusia seperti roket atau satelit,” kata Abdurrahman, Jumat 30 April 2010 di Jakarta.
Kendati demikian, Abdurrahman yang meneliti aktivitas matahari ini mengatakan sejauh ini belum menemukan adanya bongkahan batu atau pecahan asteroid yang berhasil menumbuk permukaan bumi itu.
“Mungkin saja benda itu sudah dibawa oleh tim Puslabfor Polri,” katanya.
Sebelum mencapai permukaan bumi, kata Abdurrahman, asteroid akan menimbulkan efek seperti seperti berkas cahaya kembang api.
Ketika asteroid berhasil mencapai bumi, kata dia, efek tumbukannya akan menimbulkan kehancuran dan melelehkan barang di sekitarnya. (hs)
Spoiler for foto:
Spoiler for foto:
Rumah warga yang atapnya hancur dihantam benda angkasa. (Foto: Heru H/okezone)
Spoiler for foto:
Spoiler for foto:
Spoiler for foto:
Spoiler for foto:
Rumah yang dihantam benda asing (Foto: Koran SI)
Spoiler for foto:
Spoiler for foto:
Spoiler for mungkin meteor sebesar kelapa:
Hasil investigasi sementara, ledakan di Malaka Sari, Duren Sawit, JakartaTimur, kemungkinan disebabkan benda antariksa. Namun, sampai saat ini belum dapat dipastikan apa penyebab ledakan keras yang merusak tiga rumah itu. Jika memang benar benda antariksa, penyebab ledakan tersebut mungkin meteorit. Demikian perkiraan Dr Thomas Djamaluddin, pakar antariksa dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).
“Kemungkinan ada. Bisa jadi itu sejenis meteorit yang kalau dilihat dari informasi kerusakan dugaan saya kalau betul ukurannya sekitar buah kelapa,” kata Thomas kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2010).
Dilihat dari kerusakannya, ia mengatakan, jenis meteorit tersebut kemungkinan meteorit rapuh yang tersusun dari bahan batuan karena kalau meteorit kuat dari metal ledakannya bisa jauh lebih besar.
Untuk memastikan apakah meteorit atau bukan, LAPAN telah mengirim dua peneliti ke lokasi kejadian. Saat dihubungi, Thomas juga sedang dalam perjalanan ke lokasi. Mereka akan mengecek pola dampak ledakan untuk menganalisis kemungkinan ledakan akibat meteorit.
“Meteorit atau bukan akan dikenali dari ciri batuannya. Bagian kulit luarnya biasanya terlihat hitam bekas terbakar. Dalam kasus tertentu bisa juga terlihat bekas lelehan material karena mengalami suhu sangat tinggi,” ujar Thomas. Sementara secara kimia, menurut Thomas, batuan meteorit umumnya sama dengan batuan Bumi dan tidak mengandung radiasi yang berbahaya.
Kemungkinan ledakan akibat meteorit dikuatkan hasil laporan sementara yang diterimanya, tim Puslabfor Polri tidak hanya menemukan debu bekas benda terbakar, tetapi juga serpihan batuan
“Kemungkinan ada. Bisa jadi itu sejenis meteorit yang kalau dilihat dari informasi kerusakan dugaan saya kalau betul ukurannya sekitar buah kelapa,” kata Thomas kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2010).
Dilihat dari kerusakannya, ia mengatakan, jenis meteorit tersebut kemungkinan meteorit rapuh yang tersusun dari bahan batuan karena kalau meteorit kuat dari metal ledakannya bisa jauh lebih besar.
Untuk memastikan apakah meteorit atau bukan, LAPAN telah mengirim dua peneliti ke lokasi kejadian. Saat dihubungi, Thomas juga sedang dalam perjalanan ke lokasi. Mereka akan mengecek pola dampak ledakan untuk menganalisis kemungkinan ledakan akibat meteorit.
“Meteorit atau bukan akan dikenali dari ciri batuannya. Bagian kulit luarnya biasanya terlihat hitam bekas terbakar. Dalam kasus tertentu bisa juga terlihat bekas lelehan material karena mengalami suhu sangat tinggi,” ujar Thomas. Sementara secara kimia, menurut Thomas, batuan meteorit umumnya sama dengan batuan Bumi dan tidak mengandung radiasi yang berbahaya.
Kemungkinan ledakan akibat meteorit dikuatkan hasil laporan sementara yang diterimanya, tim Puslabfor Polri tidak hanya menemukan debu bekas benda terbakar, tetapi juga serpihan batuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar