Majunya teknologi hari ini tidak menutup kemungkinan bagi penyandang cacat untuk menikmati kecanggihannya. Keterbatasan dalam indera penglihatan, kini bukan masalah lagi. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan sistem komputer dan telepon serta layanan multi multimedia untuk penyandang cacat tuna netra. Ada sistem peranti lunak antarmuka atau interface dan sistem sensor yang didesain dan memungkinkan penyandang tunanetra memanfaatkan kemampuan indera pendengaran dan perabaannya untuk berkomunikasi dengan komputer.
Karya inovasi di bidang TIK yang terkait dengan sistem interaktif manusia-komputer itu ditampilkan Yayasan Mitra Netra, IGOS (Indonesia Go Open Source), dan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) pada Ritech Expo 2009 di Plaza Barat Gelora Bung Karno.
Penyandang cacat tuna netra dapat duduk di depan layar komputer, dengan kepala terpasang headphone. Melalui headphone, mereka akan menerima sejumlah instruksi. Kecanggihan ini dinikmati penyandang tuna netra dalam sebuah games 'pingpong'. Sebuah game yang didesain bagi tunanetra yang disebut A-Pong.
Permainan pingpong penyandang tunanetra melawan komputer dimungkinkan lewat panduan suara dari headphone. Bila bola mengarah ke kiri, bunyi "tak" akan terdengar di headphone di telinga kiri dan sebaliknya, sedangkan bila mengarah ke tengah meja, kedua headphone akan berbunyi.
Kemenangan bagi pemain bergantung pada kemahiran atau kecepatan jari memencet tombol yang sesuai untuk mengarahkan bola pingpong. Jalannya permainan itu juga ditampilkan pada layar komputer.
Game online untuk tunanetra itu berbasis peranti lunak open source. Game online permainan pingpong atau tenis meja yang disebut A-Pong ini merupakan yang pertama di dunia didesain untuk tunanetra berbasis open source.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar